Sabtu, 12 September 2009

DAMPAK NEGATIF BERMEDITASI


  • ads

  • Ruqyah-online.blogspot.com. Hasil penelitian ini sangat-sangat penting diketahui oleh umat muslim yang senang bermeditasi, sebab efek negative bermeditasi ternyata membuat kita dapat menderita skizophrenia seperti halusinasi bahkan penyakit ayan!

    Kami harap Informasi sangat penting ini disebarkan ke berbagai maillinglist-mailinglist, forum-forum diskusi, website-website, blog-blog dan berbagai media cetak. Semoga segala amal ibadah kita diterima Allah Ta'ala.

    Kasus efek negative bermeditasi yang telah diteliti adalah kasus yang dialami oleh seorang warga San Fransisco, Amerika Serikat, bernama Karen Long, sebagaimana dikutip SF Weekly.com, ditahun 2002. Karen Long pada awalnya mendatangi kuil Budha di kotanya. Ia bermaksud menemui seorang guru yang mengajarkan praktek meditasi untuk menyembuhkan beberapa penyakit fisik yang dideritanya. Atas anjuran sang guru. Karen pun setiap hari melakukan meditasi satu- dua jam. Dan hasilnya cukup menggembirakan, karena gangguan fisik yang dikeluhkannya berangsur-angsur lenyap. Tapi yang menjadi permasalahannya, karena ia justru dijangkiti oleh penyakit baru, yakni berhalusinasi. "Saya mulai mendengar suara-suara aneh". Kata Karen. Padahal suara itu sebenarnya tak ada.

    Keluhan tersebut sempat diutarakan oleh Karen Long kepada gurunya. Apa jawaban gurunya/ halusinasi itu tak lain 'wahyu tuhan" atau sejenis wangsit (red : tidak lain bisikan jin/setan). Gurunya menyarankan Karen untuk tetap rutin dalam bermeditasi. Walaupun demikian, tetap saja. Tidak bisa menenangkan bathin Karen. Ia tetap gelisah. Hal itu baru bisa hilang tiga tahun kemudian setelah Karen menghentikan meditasinya.

    Permasalahan buruk yang demikian ini, tak hanya dialami oleh Karen saja. Bahkan menurut pengakuan Maggie Phillips, Direktur california Institude Clinical Hypnosis, Oakland, Amerika Serikat, ia dikunjungi banyak pasien yang mengalami efek negatif bermeditasi, sebagaimana yang dialami Karen tersebut. Keterangan ini juga dapat kita peroleh dari Jahja Lanich, psikolog klinis pada Universitas Berkeley Amerika Serikat, yang mengaku kedatangan 70 pasien yang berobat gara-gara bermeditasi. Dari catatan medis, rata-rata mereka mengeluh cemas, susah tidur, dan muka pucat. Misalnya ada yang menderita cemas, merasa lingkungan disekitarnya seolah-olah gelap, susah tidur, mendengar suara-suara aneh dan bahkan ada yang merasa bahwa dirinya sudah meninggal dunia. Keluhan yang demikian sangat mengejutkan, karena dari riwayat famili, tak satupun dari mereka yang mengidap gangguan mental.

    Studi serupa pernah dilakukan oleh psikolog dari universitas Leuretian, kanada pada awal tahun 2002 yang lalu. Dari 1.081 maditator, sebanyak 221 orang mengalami gejala-gejala epilepsi, antara lain kejang-kejang dan keluarnya cairan dari mulut. (dalam bahasa kita Kesurupan).
    Erwin Kusuma, psikiater pada Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, jakarta Pusat, mengakui bahwa kasus serupa menimpa beberapa pasiennya. Mereka mengeluh kerap sedih, cemas, tegang seusai bermeditasi.

    Namun dari sekian banyak pasien itu , hanya dua orang yang diminta Erwin menghentikan program meditasi lantaran mentalnya lemah. "Satu diantaranya" kata Erwin, "Mengalami halusinasi pendengaran, seakan-akan mendengar suara aneh." Efek negatif bermeditasi yang demikian itu, tentu saja mengejutkan semua orang. Sebab selama ini banyak orang yang mengklaim bahwa meditasi relatif aman dan bisa membasmi sejumlah penyakit psikis maupun fisik. Yang paling mengkhawatirkan adalah efek halusinasi. Halusinasi termasuk satu diantara tanda skizophrenia. Orang awam sering menyebut skizophrenia ini dengan penyakit gila.

    Karena itu tak heran bila Erwin pernah berkata, "Meditasi bisa memicu skizaphrenia dan epilepsi". Artinya penyakit jiwa yang sudah "mendekam" lebih dulu di tubuh pasien, lalu muncul setelah menjalani meditasi. Namun Erwin juga menandaskan bahwa " Meditasi bukan faktor penyebab tapi pemicu skizophrenia dan epilepsi disebabkan oleh banyak variabel antara lain faktor lingkungan dan genetika"

    Sejumlah ahli syaraf dan psikiater sepakat, bahwa relaksasi pada meditasi memang bisa memicu kecemasan. Hal ini terjadi karena selama meditasi, otak mengeluarkan seretonim. Neurotransmiter itu meningkat melebihi kadarnya. Padahal seretonim terkait dengan memori dan kemurungan seseorang. Makin tinggi kadarnya, ingatan masa lalu bisa muncul lagi. Neurotransmitter adalah zat kimia di otak yang menghubungkan informasi antar sel syaraf di otak.

    Dalam proses meditasi, alam bawah sadar seseorang 'diangkat' guna mengimbangi alam sadar, yang selama ini mendominasi kehidupan seseorang. Perasaan cemas, takut dan gembira yang selama ini terpendam dalam alam bawah sadar, bisa muncul pada saat meditasi. Hal ini yang mempengaruhi emosi. Sehingga wajar bila muncul ketegangan dan kegelisahan. Demikian keterangan Erwin Kusuma yang juga merupakan dosen hipnosis kedokteran, bagian psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

    Menanggapi masalah munculnya faktor negatif dari meditasi tersebut, Maggie Phillips (Direktur california Institude Clinical Hypnosis, Oakland, Amerika Serikat) menyalahkan guru meditasi. Sebab menurut Maggie Philllips, banyak pelatih meditasi tidak bisa menginteraksikan relaksasi dengan meditasi. Meditasi lebih sering dikedepankan ketimbang relaksasi. Akibatnya pasien kerasukan bayang-bayang. Padahal, relaksasilah yang membuat orang tenang bukan meditasi. Selain itu, meditasi terlalu lama dan mencampurkan dengan mantra-mantra bisa jadi pemicunya.

    (Dikutip dan bisa dicek kesahihan/kebenarannya dari buku "RAHASIA SHALAT BAGI PENYEMBUHAN FISIK DAN PSIKIS" karya Imam Musbikin, Penerbit Mitra Pustaka, halaman 160-163)

    Penjelasan Administrator Ruqyah-online.blogspot.com

    Sesungguhnya dalam pelaksanaan meditasi dikatakan merupakan suatu cara dan bentuk dari penenangan diri dengan mengosongkan fikiran adalah salah satu bentuk kebodohan, sebab jika kita sama sekali kosong dari mengingat Allah maka hati kita akan mati hingga akan dikuasai syetan. Seperti yang dijelaskan dalam hadits Abu Musa Al-Asy’ari r.a Rasulullah bersabda,”Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berzikir kepada-Nya,bagaikan orang yang hidup dengan orang mati.”

    Jika kita ingin menenangkan diri dan mengharapkan jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi kita haruslah mengingat Allah dengan membaca atau mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan dengan berzikir kepada Allah agar hati kita menjadi tenang dan bahagia. Dzikir dapat dilakukan dimana saja pada tempat yang suci dan kapan saja dan tidak mengharuskan pada tempat khusus dengan posisi tubuh atau pengaturan nafas yang khusus. Sebagaimana Allah Ta’ala telah berfirman :

    وَاذْكُرُوا اللهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

    “Dan Berzikirlah kepada Allah sebanyak mungkin,supaya kamu bahagia”(Al-Anfal:45)

    Allah Ta’ala juga telah berfirman :

    “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu nasihat daripada Tuhan kamu serta penawar bagi hati yang di dalam dada, juga petunjuk dan rahmat bagi orang-orang Mu’minin. Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmatNya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Hal itu adalah lebih baik dari (harta) yang mereka kumpulkan.” (Yunus: 57-58)

    Mengingat Allah bukannya dengan meditasi mengosongkan fikiran atau hanya memusatkan fikiran saja dalam mengingat Allah melainkan haruslah dengan bacaan yang disyari’ahkan. Seperti yang dituntunkan Rasulullah seperti membaca Laa ilaaha illallaahu.

    Rasulullah bersabda :”seutama-utamanya dzikir yaitu Laa ilaaha illallaahu”

    Selain itu dalam mengingat Allah agar hati menjadi tentram haruslah orang itu benar-benar beriman yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

    Allah Ta’ala berfirman:

    الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

    “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.”(QS.Ar Ra’d(13):28)

    Dan janganlah tertipu dengan klaim-klaim bahwa meditasi dapat menyembuhkan penyakit fisik maupun psikis dan mendapatkan ketenangan sebab semua hanya klaim kosong dan lebih banyak mudharat dibanding manfaatnya, TINGGALKANLAH BERBAGAI MACAM MEDITASI REIKI, YOGA, PRANA, TENAGA DALAM ATAU BAGAIMANAPUN BENTUK DAN TEKHNIK MEDITASI sebab semua itu hanya tipu daya syetan. WASPADALAH!!! Janganlah mau membeli musik-musik/ segala peralatan berbau meditasi sebab semua itu adalah tipu daya orang-orang yang mau mengambil keuntungan tanpa memikirkan efek negatif yang akan terjadi pada meditasi. Jika kita ingin mendapatkan ketenangan, kesembuhan dari berbagai macam penyakit fisik maupun psikis relaksasilah dengan membaca atau mendengarkan lantunan ayat suci/murrotal Al-Qur'an yang jelas ada tuntunan dari Rasulullah. Juga perbanyaklah dzikir yang disyari'atkan dan selalu mendekatkan diri pada Allah Ta'ala.
    dikutip dari sini

    Continue reading...

    Jamaah Surau Kesurupan

    Seperti biasa, ba’da shalat shubuh setelah berdoa secara masing-masing, aku memberikan wejangan singkat tentang beberapa pemahaman ayat al Quran. Dilanjutkan dengan mengulang hapalan zikir pagi dan sore Rasulullah yang terhimpun dalam kitab Al Matsurat Hasan al Banna.

    Semula aku tidak mengira, kalau ibu-ibu dan bapak-bapak yang terbilang sudah nenek-nenek dan kakek-kakek itu akan mampu menghapal zikir-zikir itu. Mulai dari menghapal ayat-ayat pendek yang dianjurkan sampai doa-doa zikir Rasulullah pagi dan petang itu. Allah SWT melihatkan kebesaran-Nya –meski sudah nenek-nenek dan kakek-kakek– dalam waktu 6 bulan dengan cara diulang setiap subuh akhirnya semua jamaah berhasil menghapalnya.

    Suatu kali ketika ketika para jamaah mengulang ayat-ayat pendek dan Almatsurat itu, mendadak ada seorang jamaah perempuan yang kesurupan. Jamaah lain mendadak heboh, dan aku pun mendekatinya. Tubuhnya kejang dan dari mulutnya keluar sumpah serapah. Dengan mata merah dan suara yang berubah menjadi besar ia menunjuk padaku dan memintaku berhenti membimbing jamaah menghapal al Quran dan doa-doa itu.

    Ku tak pedulikan apa ucapannya. Dengan memohon perlindungan Allah SWT aku memegang kepalanya dan membacakan kembali ayat-ayat al Quran yang tadi diulang jamaah secara bersama. Kepada jamaah yang lain aku juga meminta untuk ikut membacakan.

    Dengan izin Allah SWT melalui mulut wanita yang kesurupan itu jinnya berbicara. Ia mengaku kepanasan dengan bacaan dan zikir yang dibaca berulang-ulang itu. Ia tidak suka dan benci dengan bacaan itu.

    Dari dialog yang panjang, akhirnya ia mengaku disuruh oleh seorang dukun di kampung itu. Katanya Dukun itu tidak senang dengan kehadiranku di kampungku sendiri. Ia merasa terganggu, karena disetiap kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT –selama aku di kampung– untuk memberikan khutbah jumat dan ceramah, aku selalu mengajak orang untuk meninggalkan praktik perdukunan dan tidak berobat ke dukun. Lebih baik berobat ke mantri di Puskesmas setempat. Nauzubillah!

    Kehadiranku di kampung dianggap para dukun sebagai ancaman. Padahal aku tidak pernah bermusuhan dengan mereka. Secara sosial mereka adalah warga kampungku dan terkadang mereka masih dalam lingkup keluarga dan margaku. Akan tetapi memang secara akidah, aku tegas tidak setuju dengan cara mereka yang klenik itu. Karena Allah SWT tegas-tegas melarangnya dan tidak diampuni dosa orang-orang yang menjadi dukun dan berobat ke dukun (Al Quran Surah An Nisaa’ Ayat 116).

    Jin adalah pembohong dan aku tidak percaya dengan segala ucapannya. Bisa jadi ia hanya mengadu domba dan memfitnah. Meski ketika itu ia bersumpah dengan nama Allah SWT. Dengan terus berlindung pada Allah SWT atas kejahatan mahkluk yang diciptakan-Nya, aku menyampaikan ajakan kepada jin itu untuk keluar dari tubuh wanita itu.

    Karena ia membandel dan tetap bersikeras untuk tetap berada dalam tubuh wanita itu, aku dan jamaah terus membacakan Al Quran. Akhirnya ia pun menyerah. Dan aku mengajaknya untuk masuk Islam secara kaffah, meski sebelumnya ia mengaku sudah Islam tapi tidak pernah melakukan syariat Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

    Ia yang mengaku bernama Jin Nasir itu kepadanya akupun bertanya, apa ia kenal dengan ulama jin di sekitar tempat ia tinggal. Ia menjawab ia kenal Jin Daud dan Jin Hamid –masha Allah hanya Allah SWT yang tahu– yang tinggal di Surau itu. Keduanya adalah Jin Muslim yang katanya selalu hadir di majelis kami. Kemudian aku minta Jin Nasir memanggilkan Jin Daud untuk berbicara denganku.

    Tidak lama Jin Daud datang dan mengucapkan salam dan kami jamaah Surau menjawab salam itu, ia pun memanggilnya dan dengan izin Allah SWT aku meminta jin Daud untuk menggajari Jin Nasir kembali ke jalan Islam yang benar dan meninggalkan membantu dukun atau tukang sihir di kampung itu.

    Jin Daud berterimakasih sudah membantu menyadarkan saudara sebangsanya, dan ia juga meminta aku tidak berhenti menyampaikan dakwah di Surau itu. Ia dan kafilahnya telah mengajak kafilah lainnya untuk ikut bersama mendengarkan dakwah dan penghapalan zikir padi dan sore Rasulullah SAW di surau itu. Subhanallah.

    Setelah mengucapkan salam, Jin Daud dan Jin Nasir kembali ke alamnya. Sungguh Maha Besar Allah SWT yang telah melihatkan tanda-tanda kebesarannya kepada kami. Setelah kepergiannya perempuan tadi sadar dan kaget melihat ia dikerumuni jamaah.

    Setelah itu aku bertanya kepada perempuan itu, apa ia memakai jimat? Ia menjawab, “iya”. Ternyata di pinggangnya terlilit jimat dari kain hitam, yang katanya, dia minta ke dukun untuk penangkal kejahatan. Karena sudah berusia mendekati 40 tahun ia belum juga mendapatkan jodoh.

    Setelah itu aku memohon petunjuk Allah SWT dan menjelaskan jimat tidak akan memberikan manfaat apapun kepada kita. Karena jimat bukanlah Tuhan tidak akan memberikan perlindungan maupun jodoh. Dibakar pun jimat itu tidak melawan. Rasulullah SAW pun tidak pernah mengajarkan hal yang seperti itu. Cukup Allah SWt saja jadi pelindung dan tempat meminta (Al Quran Surah Al Baqarah Ayat 255-256).

    Kalau ingin sesuatu, kataku, mintalah langsung pada Allah SWT. Sebagai Illah yang kita sembah Allah SWT akan mengabulkan setiap permintaan kita yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh diikuti dengan ikhtiar (Al Quran Surah Al Baqarah Ayat 186). Itu janji Allah SWT dan Allah SWT tidak pernah ingkar akan janjinya.

    Atas petunjuk Allah SWT, akhirnya perempuan itu menyerahkan jimat itu kepadaku. Dan ternyata jamaah lain ada pula yang memakainya dan ada yang mengaku menyimpan di rumah. Di saat itu juga semuanya dengan ikhlas mengambil pulang dan semua jimat diserahkan kepadaku untuk dimusnahkan. Mereka takut memusnahkan sendiri. Akhirnya jimat-jimat (yang sudah jadi berhala mereka) kami musnahkan di halaman Surau dengan cara membakar dan abunya kami hanyutkan ke air yang mengalir di depan surau itu.

    Alhamdulillah, Allah SWT telah memberi petunjuk kepada mereka. Bahwa tidak ada tempat berlindung dari kejahatan makhluk lain kecuali hanya Allah SWT. Bahwa Allah SWT-lah Raja dari keghaiban dan tempat meminta dari apa yang kita butuhkan, karena kita adalah makhluk ciptaan-Nya. Dan kalam Allah SWT tidak ada keraguan kebenarannya menjadi petunjuk bagi orang yang taat pada Allah SWT (Al Baqarah Ayat 2).

    Karena matahari sudah mulai menanjak, kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan lega. Semoga Allah SWT selalu menetapkan petunjuk itu di hati kami dan menambahkan perlindungan-Nya dan keimanan kami kepada-Nya. Amin! Wallahu’alam Bi Sawab.



    dikutip dari sini

    Continue reading...
    free counters

    penegak-syariat-islam Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts